Semenjak Mukimuki selalu bermain dengan teman-teman barunya dan juga kegiatan sepakbolanya yang menyita waktu. Mukimuki hampir tidak pernah bertemu dengan Mosimosi. Mukimuki selalu sibuk dan asyik dengan kegiatan barunya. Melihat ini ibunya Mumimumi merasa aneh, dia heran Mosimosi tidak pernah datang bermain. Ayahnya Mupamupa pun merasa aneh. Kemudian mereka menanyakannya kepada Mukimuki di saat sarapan pagi.
Mumimumi : Muki, akhir akhir ini ibu tidak pernah melihat Mosimosi kemari, kemana dia?
Mupamupa : iya, ayah juga tidak pernah melihat kalian lagi bermain ke ladang bawang?
Mukimuki : aku tak tahu, mungkin dia sibuk dengan kegiatan sekolah, aku kan tidak sekelas dengannya.
Mumimumi : apakah kalian tidak pernah bertemu di sekolah?
Mukimuki : tidak bu, setiap pulang sekolah aku selalu berlatih sepakbola hingga sore hari bukan?
Mupamupa : setidaknya datanglah berkunjung ke rumahnya.
Mukimuki : hmm.... baiklah ayah besok aku tidak ada latihan, sepulang sekolah aku akan ke rumah Mosimosi, lagipula aku ingin mencicipi pai bawang buatan Nenek Norinori.
Mumimumi : baguslah nak, kalau begitu.
***
Keesokan harinya sepulang sekolah Mukimuki
Mukimuki berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah Mosimosi. Sesampainya di sana, Mukimuki langsung mengetuk pintu. Rumah yang ditinggali Mosimosi dan Neneknya berwarna jingga seperti pita Mosimosi, dengan atap berbentuk bulat.
Tok... Tok... Tok... Mukimuki mengetuk 3 kali. Tak lama keluarlah Nenek Norinori. Dia terlihat sedang sedih dan habis menangis.
Norinori : oh kau Muki, ada perlu apa kemari, tak biasanya kau datang berkunjung ?
Mukimuki : Mosimosi ada nek? Aku ingin bertemu.
Nenek Norinori, hanya diam saja, dan langsung menangis. Mukimuki heran dan bingung harus berbuat apa.
Mukimuki : nek, kau menangis? Apa yang terjadi pada Mosimosi ? (panik)
Norinori : masuklah nak, akan kuceritakan di dalam.
Masuklah mereka, dan duduk di kursi besar di dekat perapian.
Norinori : sudah dari kemarin Mosimosi tak pulang ke rumah nak, aku bingung tak tahu harus mencari kemana? Biasanya dia kan bersamamu, tapi sudah beberapa minggu ini Mosimosi berkata padaku bahwa kau sibuk dengan sepakbolamu.
Mukimuki menunduk merasa bersalah.
Mukimuki : maafkan aku nek, aku akan membantumu mencarinya.
Norinori : benarkah nak? Aku sungguh berterima kasih. Ngomong ngomong apa kau lapar, aku punya sedikit pai bawang di dapur, akan kubawakan kemari dengan secangkir teh hangat.
***
Hari ini hari sabtu dan sekolah libur, Mukimuki sudah meminta bantuan teman-temannya Gorigori dan Lupalupa untuk mencari Mosimosi, sedangkan Poroporo dan Jolijoli tidak ikut karena harus membersihkan sekolah akibat mereka tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Mereka memulai pencarian dari rumah Mosimosi pada pagi hari. Dilanjutkan ke ladang bawang dan sungai tempat Tuan Katak tinggal, tapi hasilnya nihil. Mereka terus mencari hingga ke bukit belakang sekolah.
***
Sementara itu.
Mosimosi sedang menangis sendirian di sebuah tempat yang gelap, dia tersasar dan tak tahu jalan pulang. Gua itu begitu rumit dan sangat gelap, dia telah mencoba bermacam jalan, tapi akhirnya kembali ke tempat semula. Lalu dari kegelapan terdengar suara gemerisik, mendekati Mosimosi. Dan ternyata seekor ular yang matanya buta sebelah.
Mosimosi : siapa itu? (ketakutan dan panik)
Derik : namaku Si Derik, tenang saja, kau tak usah ketakutan seperti itu, apa kau tersesat?
Mosimosi : benar, aku tak bisa keluar dari tempat mengerikan ini, apa kau tahu jalan keluarnya?
Derik : hahahaha, tentu saja aku tahu, gua ini seluruhnya ada rumahku, mau kuantar keluar?
Mosimosi : benarkah? Kau baik hati sekali Tuan Si Derik.
Derik : tentu saja, panggil aku Derik saja, tidak usah pake tuan. Ayo ikuti aku. (sambil melata)
Mosimosi : baiklah Tuan eh Derik maksudku.
Mosimosi mengikuti Si Derik menembus kegelapan gua tanpa sedikitpun curiga. Tapi gua semakin gelap dan hampir tak ada cahaya, Mosimosi kesulitan melihat dan sesekali terantuk batu di depannya.
Mosimosi : benarkah ini jalan keluarnya Derik? Sepertinya aku tak melihat cahaya sedikitpun?
Derik : tenang saja, ikuti saja aku, aku lebih tahu gua ini dibanding kau.
Tiba tiba saja, ada yang melilit tubuhnya dari belakang, kuat sekali, sampai Mosimosi tak sanggup berteriak. Yang meliilitnya adalah seekor ular piton besar berwarna kuning cerah.
Piton : ha ha ha, akhirnya kita dapat makanan enak untuk malam ini.
Derik : ya, sepertinya dia enak sekali, ikat dia di stalagmit itu, jangan sampai lepas.
Piton : baik bos, akan kuikat dia dengan kuat.
Derik : ngomong ngomong dimana si Belang, aku tak melihat dia?
Piton : dia sedang berjaga di luar gua, siapa tahu dapat mangsa lain, ha ha ha...
Derik : oh baiklah, biarkan saja dia, nanti saja kau panggil dia jika malam tiba, kita santap gadis berdaging lembut ini, ha ha ha...
***
Mukimuki dan teman-temannya terus menelusuri bukit lalu melanjutkan ke lembah di balik bukit. Akhirnya mereka melihat sebuah gua, di depannya ada seekor ular yang bertubuh belang hitam dan kuning. Ular belang tersebut sepertinya sedang tertidur pulas dengan melingkarkan badannya. Mereka ragu-ragu untuk memasuki gua tersebut, tapi landak yang dibawa Gorigori untuk mengendus dan mencari Mosimosi terus berjalan menuju arah gua tersebut.
Lupalupa : bagaimana ini? Apakah kita harus masuk atau tidak? Aku takut pada ular.
Gorigori : tapi landak ku terus bergerak menuju ke gua itu? Aku yakin Mosimosi ada di dalam sana.
Mukimuki : ya aku rasa juga Mosimosi ada di dalam sana. Ayo kita masuk.
Lupalupa : tapi...
Gorigori : ya sudah, kau tunggu saja disini, paling tidak kau akan bertemu kawanan serigala lapar.
Lupalupa : apa !!! ada kawanan serigala disini? Tunggu aku ikut, aku tak mau jadi makanan serigala lapar.
Mukimuki dan kawan kawan akhirnya memutuskan akan memasuki gua itu. Dan sekarang mereka sedang berpikir bagaimana memasuki gua tersebut tanpa membangunkan ular belang tersebut.
Bersambung ke bagian 2...
Yas, semua kisah Mukimuki udah kubaca. Kukomentarin via YM aja, ya.... ;D
ReplyDelete