Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Friday, September 17, 2010

Day #2 "Lahirnya Mukimuki"

Di kejauhan terlihatlah pasukan burung yang sedang berbaris. Komandan pasukan burung tersebut memimpin di depan sambil membagikan peta dan buntalan kepada masing masing pasukannya. Dia kemudian memanggil nama pasukannya satu persatu. Dari nomor 1 sampe nomor 16, dan pada saat dia memanggil nomor 17, hening seketika tak ada yang menjawab. Sang komandan kemudian berteriak memanggil kembali.


Komandan : NOMOR 17 !!!


Tak ada yang menjawab


Komandan : NOMOR 17, DIMANA KAU !!!


Dari jauh terlihat seekor burung terbang dengan tergesa gesa sambil memakai seragamnya yang bertuliskan angka 17

Nomor 17 : Saya komandan !!! Maaf Terlambat, Saya Lupa Kalo Hari Ini Hari Kelahiran

Komandan : DASAR BODOH KAU !!! SEKALI LAGI KAU TERLAMBAT KUJADIKAN BURUNG GORENG !!!

Nomor 17 : iiya komandan, maaf, (dengan wajah menyesal dan segera mengambil peta dan buntalan)

Komandan : Baiklah kalian semua SIAAAAAAAAAAAP !!!
Pasukan : SIAAAAAP KOMANDAAAAAN !!!

Komandan : Bersiap !!! Ambil Posisi !!! Berangkaaaaaaat !!!


Semua burung serentak terbang dengan merentangkan sayapnya , dengan berbagai arah yang berbeda dan tujuannya masing masing, kecuali si Nomor 17, dia terlihat bingung membaca peta nya.

Komandan : HEH !!! SEDANG APA KAU !!!

Nomor 17 : Ini Komandan, koq saya bingung baca petanya yah, dimana lokasi bertanda X ini berada, saya belum pernah tau lokasi ini?

Komandan : Mana mungkin, sini saya lihat (mengambil peta dari Nomor 17). DASAR TOLOL KAU !!! INI KAN KEBALIK PETANYA !!! SANA CEPAT PERGI SEBELUM KUPATAHKAN PARUHMU !!!

Nomor 17 : Baik baik komandan, maafkan saya (tergesa gesa lalu terbang menyusul yang lain).

Galak bener si komandan, jadi komandan juga modal muka serem doank, ucapnya sambil menggerutu.

Si Nomor 17 lalu pergi menuju lokasi yang dituju untuk mengantarkan buntalan yang dibawanya.

Pada saat itu di negeri Morophia tersebutlah dua orang suami istri, sang suami bernama Mupamupa dan sang istri bernama Mumimumi, mereka tengah berbahagia menantikan datangnya anak pertama mereka.

Mupamupa : sayangku, tak sabar diriku menantikan anak kita diantarkan oleh Sang Pengantar

Mumimumi : iya benar, mana ya koq lama? (berjalan mondar mandir)

Tak lama datanglah si Nomor 17 yang membawa sebuah buntalan, dan meletakannya di depan pintu rumah kedua suami istri tersebut.

Lalu dia cepat cepat kembali terbang, sambil berujar “Semoga dia menjadi anak yang hebat”. Tak lupa sebelumnya mengetukan paruhnya ke pintu.

Tukk.. Tukk.. Tukk..

Mumimumi : pasti itu anak kita, ayo kita lihat !

Mupamupa: ayo, aku yakin itu anak kita, ada ketukan sebanyak 3 kali, itu adalah tanda dari Sang Pengantar

Mereka berdua hampir berlari menuju pintu depan, dengan rasa senang, dan tak sabar. Lalu mereka membuka pintu, dan menemukan sebuah buntalan di hadapannya. Mereka membuka buntalan itu dan menemukan seorang bayi, lalu mereka tersenyum melihat betapa lucu dan imutnya anak mereka.

Anak tersebut memiliki kepala seperti bawang, dengan mata yang besar dan mulut yang kecil. Dia sedang tertidur pulas, seketika terbangun ketika ibunya menggendongnya, anehnya dia tak menangis tapi malah tersenyum kepada kedua orang tuanya. Tapi kedua orang tuanya beranggapan anak ini akan jadi anak yang istimewa bagi mereka.

Mupamupa : lucu sekali anak kita ini, istriku

Mumimumi : iya benar lucu sekali, kuyakin dia akan menjadi anak yang pandai, akan kita namakan dia siapa suamiku?

Mupamupa : (berpikir keras) bagaimana jika kita beri nama “Mukimuki”

Mumimumi : nama yang bagus, baik Mukimuki itulah namamu sekarang (sambil memandang sang bayi)

Sang bayi telah tertidur kembali, di pelukan ibunya…

Ayahnya berkata :

“Kisahmu baru akan dimulai wahai anakku”

4 comments:

  1. Kayak cerita dongeng burung pengantar bayi, Yas. :)

    ReplyDelete
  2. puguh saya teh bikin dongeng bersambung ini maksudnya, postingan berikutnya lanjutannya koq, tunggu aja, hehehe...

    ReplyDelete
  3. Teruskan, Yas! Kali2 ada bakat terpendam buat jadi penulis cerita atau dongeng anak!!! ;D

    ReplyDelete
  4. nah ini baru ada komen nya chal, hehehe...
    penulis dongeng? imajinasi nya mesti oke banget tuh, masih kudu belajar laaah...

    ReplyDelete