Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Tuesday, September 21, 2010

Day #6 "Mukimuki Dan Sepakbola"



Pagi itu, sebelum Mukimuki berangkat ke sekolah.


Mukimuki : Buuuu !!! aku berangkat dulu yaaaa (seperti biasa berlari, kali ini membawa bola)


Mumimumi : MUKI !!! sarapan dulu !!!


Mukimuki : tak sempat bu !!!


Ibunya hanya geleng geleng kepala. Sudah seminggu ini, Mukimuki selalu saja bermain sepakbola bersama teman teman barunya. Dia selalu pulang sore hari dengan badan kotor sehabis bermain sepakbola, hari hujan pun tak menghalangi Mukimuki bermain sepakbola. Walaupun ayahnya memarahinya gara gara pulang dengan badan penuh lumpur, tapi tetap saja Mukimuki membandel.

Tak lama kemudian, Mosimosi datang.


Mosimosi : Mukimuki ada bibi?


Mumimumi : wah, dia sudah berangkat tadi, sepertinya buru-buru sekali. Apakah sekolah dimulai lebih awal?


Mosimosi : tidak bi, sekolah dimulai pukul 8 seperti biasa, ya sudah aku berangkat sendiri saja ya bi? (mukanya terlihat kecewa)


Mumimumi : baiklah Mosi, hati hati ya...


Mosimosi : terima kasih bi...

Akhirnya Mosimosi berangkat ke sekolah sendirian, sejak Mukimuki sering bermain sepakbola dengan teman teman laki-lakinya. Mosimosi seperti kehilangan Mukimuki. Saat pulang pun dia selalu menunggu Mukimuki untuk pulang bersama. Tapi Mukimuki selalu bermain sepakbola bersama teman temannya sepulang sekolah.



***


Sepulang sekolah...

Mukimuki : hei Gori, jadikah kita latihan sekarang ?

Gorigori : tentu saja jadi, kau tidak ingat besok kita akan bertanding dengan sekolah desa seberang?

Lupalupa : HAH !!! benarkah besok pertandingan kita? (bertanya dengan wajah bodoh)

Gorigori : bukankah kau yang mengatur pertandingan ini dengan temanmu di desa seberang?

Lupalupa : hmm, aku lupa, biar kuingat dulu.

Mukimuki : dasar kau memang pelupa, sudah kita latihan saja, ayo Gori

Gorigori : ayo Muki, awas kuhajar juga kau nanti Lupa (sambil mengepalkan tangannya ke muka Lupalupa)

Lupalupa : hei teman teman, tunggu aku... (mengejar Mukimuki dan Gorigori)

***


Keesokan harinya di hari pertandingan...

Di lapangan terlihat pihak lawan sudah lengkap 5 pemain. Mereka sepertinya sedang membahas strategi pertandingan.

Mukimuki dan Gorigori pun sudah berada di lapangan, beserta 2 orang teman lainnya yang berambut kribo bernama Poroporo sedangkan yang bergigi tonggos dan berkulit paling hitam legam bernama Jolijoli. Dan hanya kurang satu pemain lagi, mereka sangat kesal dengan yang satu ini, siapa lagi kalo bukan Lupalupa.

Poroporo : pertandingan akan dimulai sebentar lagi, dimana si brengsek itu?

Gorigori : akan kujadikan dia kripik kentang jika dia tak datang !!!

Mukimuki : kemana saja dia, di hari penting seperti ini, jika bisa aku ingin dia digantikan orang lain, tapi apa daya, tak ada yang secepat dia jika berlari di lapangan.

Jolijoli : hei, teman teman itu dia datang... (menunjuk ke kejauhan)

Lupalupa menghampiri teman temannya.

Lupalupa : maaf teman teman aku...

Mukimuki, Gorigori, Poroporo, Jolijoli : LUPA !!!! (serentak)

Lupalupa : hehehe, (sambil menggaruk garuk kepala)

Jolijoli : sudah, ayo kita bersiap-siap, wasit akan memulai pertandingannya, lihat dia sudah akan berbunyi.

Wasit yang sebuah peluit besar itu memasuki lapangan, dan berkata pada kedua anggota tim.

Wasit : ingat, bermain bersih dan sportif, jangan ada kekasaran dan kekacauan, kapten kedua tim ayo bersalaman.

Mukimuki dan kapten lawan bersalaman. Kapten lawan itu terlihat licik, dengan tatapanya yang menyebalkan dan hidung yang besar.

Kapten Lawan : kau akan habis, bocah bawang, lihat saja...

Mukimuki : huh, aku tak takut dengan orang yang berhidung terong sepertimu.

Kapten Lawan : apa !!! kuhabisi kau !!!

Sebelum mereka berkelahi, wasit telah berbunyi, tanda pertandingan dimulai.

PRIIIIIIIITTTT ...... !!!!!

Pertandingan berlangsung panas dari awal, tim lawan langsung menyerang sekuat tenaga, si kapten berhidung terong adalah seorang penyerang, dia berlari membabi buta ke arah gawang yang dijaga oleh Jolijoli, kadang dia menggunakan sikutnya untuk melewati tim Mukimuki. Dia semakin mendekati gawang, Gorigori yang bertubuh gemuk tak kuasa mengejarnya, dan akhirnya dia menendang ke gawang tim Mukimuki, daaaaaan..... beruntung Jolijoli dengan tubuhnya yang kurus berhasil menangkap bola.

Penonton dari kedua tim berteriak mendukung sekolahnya, kadang terjadi saling ejek antar penonton.

Kali ini giliran tim Mukimuki menyerang, dimulai dari lemparan Jolijoli ke Gorigori yang memberikan bola kepada Poroporo, Poroporo menendang ke depan yang langsung dikejar dengan sangat cepat oleh Lupalupa, tapi bodohnya lagi Lupalupa setelah mendapat bola malah berlari arah ke gawang tim sendiri.

Poroporo : HEY !!! APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN !!! KE ARAH SANA SEHARUSNYA KAU BERLARI !!! (menunjuk gawang tim lawan sambil marah marah)

Lupalupa : gawat, aku lupa gawang musuh ada di arah sebelah sana (sambil berbalik dan berlari)

Gorigori : bodoh sekali dia, kenapa tadi dia berlari kesini? (menggerutu)

Anggota tim lawan tak ada yang bisa menyaingi kecepatan lari Lupalupa, selain cepat dia juga lincah karena tubuhnya yang mungil memungkinkan dia menghindari penjagaan tim lawan. Sementara Mukimuki sudah di depan gawang, menunggu bola dari Lupalupa. Ketika Lupalupa menendang ke arah Mukimuki, dan Mukimuki bersiap menerima bola, dari belakang ada yang menghantamnya.

DHUAAKKK !!!

Seketika Mukimuki terjatuh, dan wasit berbunyi. “Priiiiit” untuk menghentikan pertandingan.

Kapten Lawan : rasakan kau bocah bawang, hahaha, dengan kaki seperti itu tak mungkin kau melanjutkan pertandingan.

Mukimuki hanya meringis menahan sakit dari kakinya yang mengeluarkan darah.


Petugas medis mendatanginya, dan bertanya.

Petugas Medis : kau tak apa apa nak? Sepertinya lukamu parah sekali, aku khawatir kau tak bisa melanjutkan pertandingan.

Mukimuki : a-apa ? tidak !!! aku akan tetap melanjutkan pertandingan ini sampai selesai, aku tak akan menyerah dengan tim licik seperti mereka.

Petugas Medis : baiklah jika kau memaksa, aku akan membalut lukamu dengan perban, tapi jika kau berdarah lagi dan kakimu tak kuat berlari, kau harus berjanji untuk berhenti.

Mukimuki : aku janji, (dengan wajah terpaksa)

Di kejauhan wasit sedang memperingati sang kapten lawan, agar tak mengulangi pelanggaran seperti itu, dan mengancamnya akan mendiskualifikasi tim nya, jika seperti itu lagi. Sedangkan teman setim Mukimuki, hanya melihat Mukimuki diobati dan diperban oleh petugas medis dengan wajah khawatir.

Akhirnya pertandingan kembali berlanjut, atas pelanggaran yang dilakukan tim lawan, tim Mukimuki berhak menerima tendangan bebas. Poroporo yang menendang. Sedangkan yang lain bersiap di depan gawang.

PRIIIIIITTTT .... !!!

Tanda tendangan bebas dimulai. Poroporo menendang dengan melengkung ke atas. Gorigori sekuat tenaga menahan dan berbenturan keras dengan pemain bertahan lawan yang juga berbadan tak kalah besar dengan Gorigori. Bola meluncur ke arah Mukimuki, di samping kiri, dia mengejar bola dengan susah payah akibat luka di kakinya, akhirnya ujung kakinya menyentuh bola, dan langsung menendang bola ke arah gawang yang dijaga penjaga gawang lawan yang bertangan panjang. Tangan panjang si penjaga gawang tak mampu menghalau bola, dan bola dengan manis bergulir ke dalam gawang.

GOOOOOOOOOLLLLLL.....!!!!!!

Pendukung tim Mukimuki, bersorak kegirangan atas masuknya bola ke dalam gawang lawan. Mereka berteriak teriak sambil menari nari kesenangan. Sesekali mereka mengejek pendukung tim lawan.

Mukimuki langsung di elu-elu kan oleh para pendukung, dan teman temannya berlari menghambur ke arah Mukimuki. Para teman temannya memuji muji Mukimuki.

Lupalupa : hebat kau Muki, dengan kaki terluka seperti itu saja, kau hebat apalagi dengan kaki yang baik baik saja.

Lupalupa terus memuji Mukimuki yang disetujui oleh teman-temannya.

Pertandingan kembali berlangsung tapi keadaan tak berubah, skor 1-0 untuk keunggulan tim Mukimuki. Mereka bertahan sekuat tenaga menjaga gawang mereka sampai akhir, hal ini diakibatkan Mukimuki yang tak kuat berlari akibat luka di kakinya.

Pertandingan berakhir dengan kemenangan tim Mukimuki. Mukimuki diarak dan diangkat oleh teman-temannya, dengan sorakan para pendukung mengiringi. Wajah Mukimuki terlihat sangat senang.

Di kejauhan terlihat sepasang mata yang memperhatikan kegembiraan itu, namun dia hanya bisa melihat dari balik pagar lapangan, dia tersenyum lemah dan berbalik pergi sambil membetulkan letak pita di kepalanya yang berwarna jingga.

Dalam pertandingan apapun ingatlah untuk bermain jujur dan sportif serta pantang menyerah.

No comments:

Post a Comment