Dahulu kala di tengah hutan terdapatlah sebuah kerajaan yang sangat makmur sentosa. Rakyatnya sangat berbahagia, karena semua kebutuhan tercukupi. Kerajaan itu dipimpin oleh seekor Singa yang sangat bijaksana tetapi juga tegas. Dia sangat memperhatikan rakyatnya. Oleh karena itu rakyatnya pun sangat mencintai sang raja.
Sang raja memiliki dua panglima perang yang sangat hebat, dia adalah Sang Kerbau dan Sang Sapi. Mereka berdua sebenarnya adalah saudara kembar. Mereka telah sedari kecil telah dilatih bertarung oleh ayah mereka Sang Bison, tak heran mereka berdua sangat piawai bertarung, dan dianugerahi badan yang kuat dan tanduk yang mampu membuat lawan bertekuk lutut. Sang raja sangat mempercayai mereka dan mengandalkan mereka untuk masalah apapun yang berkaitan dengan kelangsungan kerajaan.
Pada suatu hari di cuaca yang sangat panas setelah berlatih tanding Kerbau dan Sapi merasa gerah bukan kepalang.
“Eh Sapi, kau merasa gerah tidak?” tanya Kerbau.
“Iya, ada apa dengan cuaca hari ini, sepertinya matahari sedang murka, panas sekali” timpal Sapi
“Bagaimana jika kita mandi,di sungai sana” ujar Kerbau
“Hmm, bagaimana ya? Letaknya cukup jauh dari kerajaan, bagaimana jika Sang Raja memanggil kita?” Sapi bimbang.
“Kita mandi hanya sebentar ini, tak kan lama, bagaimana? Kerbau membujuk Sapi
“Ya sudah baiklah, aku juga tak kuat dengan panas nya hari ini” Sapi setuju
Akhirnya Kerbau dan Sapi sepakat untuk mandi di sungai yang letaknya cukup jauh dari kerajaan.
Ketika sedang asik-asiknya mandi datanglah Monyet, pembawa pesan kerajaan dengan tergesa gesa.
“Kerbau , Sapi apa yang sedang kalian lakukan, Raja membutuhkan kalian segera !!! Monyet panik.
“Memangnya ada apa nyet?” tanya sapi
“Kalian tidak tau? Kerajaan diserang oleh para bandit Serigala, mereka menyandera Pangeran Macan Tutul yang masih berusia beberapa bulan, kasian anak itu” ujar Monyet
“APA !!!, ayo cepat kita segera kesana Sapi” ajak Kerbau
Mereka sangat terburu buru dan panik, hingga tak sadar pakaian mereka tertukar. Kerbau memakai pakaian Sapi yang berwarna kelabu dan Sapi memakai pakaian Kerbau yang berwarna putih. Lalu mereka bergegas ke Kerajaan.
Tapi apa daya, sesampainya mereka di Kerajaan, malang tak dapat ditolak dan untung tak dapat diraih. Si kecil Pangeran Macan Tutul, terbunuh akibat Sang Raja tak mau menyerahkan tahtanya kepada ketua bandit Serigala, karena Sang Raja lebih mementingkan rakyatnya walaupun itu berakibat anaknya terbunuh.
“Ma-maafkan kami wahai Raja Singa yang agung, tadi kami sedang mandi di sungai” Kerbau ketakutan.
“Iya wahai yang mulia ampunilah kami, ini saja pakaian kami sampai tertukar akibat kami tergesa gesa kesini” sahut Sapi
Tapi raja sudah terlanjur murka pada kedua panglimanya yang paling dipercaya itu, mereka tak dapat menjalankan tugasnya dan malah asik mandi di sungai.
“Aku kecewa dengan kalian, di saat dibutuhkan kemana panglima ku yang paling kupercaya?” ujar Raja.
“Akan ku kutuk kalian berdua wahai Kerbau dan Sapi, akan kubuat pakaian yang sekarang kalian pakai menempel pada daging dan kulit kalian. Agar jika kubutuhkan, kalian tak perlu lagi berlama-lama berpakaian.” Kutuk Sang Raja
“Tapi raja....” Kerbau berusaha meminta ampun
Tapi terlambat, Sang Raja sudah berkata, dan terjadilah pakaian yang sedang mereka pakai menempel pada daging dan kulit mereka. Padahal pakaian asli mereka tertukar satu sama lain.
Hingga saat itu sampai sekarang, Kerbau berkulit kelabu dengan kulit yang sangat pas dan ketat menempel di badannya, dan Sapi berkulit putih dengan kulit yang menggelambir di sekitar lehernya, akibat pakaian Kerbau terlalu besar di tubuh Sapi yang lebih kecil.
No comments:
Post a Comment