Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Thursday, September 30, 2010

Day #15 "Kerbau dan Sapi"

Dahulu kala di tengah hutan terdapatlah sebuah kerajaan yang sangat makmur sentosa. Rakyatnya sangat berbahagia, karena semua kebutuhan tercukupi. Kerajaan itu dipimpin oleh seekor Singa yang sangat bijaksana tetapi juga tegas. Dia sangat memperhatikan rakyatnya. Oleh karena itu rakyatnya pun sangat mencintai sang raja.


Sang raja memiliki dua panglima perang yang sangat hebat, dia adalah Sang Kerbau dan Sang Sapi. Mereka berdua sebenarnya adalah saudara kembar. Mereka telah sedari kecil telah dilatih bertarung oleh ayah mereka Sang Bison, tak heran mereka berdua sangat piawai bertarung, dan dianugerahi badan yang kuat dan tanduk yang mampu membuat lawan bertekuk lutut. Sang raja sangat mempercayai mereka dan mengandalkan mereka untuk masalah apapun yang berkaitan dengan kelangsungan kerajaan.

Pada suatu hari di cuaca yang sangat panas setelah berlatih tanding Kerbau dan Sapi merasa gerah bukan kepalang.

Wednesday, September 29, 2010

Day #14 "Sirik"



Dasar sialan, kenapa dia selalu disanjung?
Semua tahu, aku lebih berkelas, dan lebih pantas dibanding dia.
Tapi aku heran,kenapa selalu aku yang dikotori.
Sedangkan dia?
Aku selalu bergaul dengan sampah dan lumpur.
Sedangkan dia?
Aku selalu ditendang dan diinjak.
Sedangkan dia?
Bila dihitung dengan nominal pun rasanya aku lebih mahal
Sedangkan dia, dasar si murahan itu.
Aaarrrhhh...
Kesal sekali aku dengannya, dimana harga diriku?
Andai aku bisa menggantikan tempatnya...





“dasar tolol, kau ini sepatu dan dia topi, mana mungkin kau dipakai di atas kepala?”

Tuesday, September 28, 2010

Day #13 "Kau"

biarkan diriku berlari di atas api dan biarkan diriku melompat melewati ombak
biarkan diriku menari bersama angin dan biarkan diriku meratap kepada tanah
biarkan diriku menginginkan bintang dan biarkan diriku berlutut dalam kabut
biarkan diriku bertanya pada awan dan biarkan diriku memohon pada sebatang pohon
biarkan diriku memuja dan biarkan diriku menghamba
biarkan diriku berpikir...

tapi...

aku jarang berpikir
aku tidak pernah berpikir
tapi ketika aku berpikir, aku berpikir tentang...

Kau...


Monday, September 27, 2010

Day #12 "Titik Balik"



Secercah cahaya matahari muncul di iringi segurat warna pelangi,,,

Menjanjikan harapan di tengah segala yang sunyi,,,

Melenyapkan kesedihan dan menumbuhkan kebahagiaan,,,

Segala aura positif muncul menggantikan kesuraman,,,

Anak anak kecil berlarian dengan keriangan yang tak terkira,,,

Menunggu senja yang akan mengingatkan akan berakhirnya waktu,,,

Untuk kemudian digantikan dengan yang baru,,,


sebuah notes lama yang terlupakan, dan baru ditemukan setelah mengacak acak facebook..

Sunday, September 26, 2010

Day #11 "Sebuah Obrolan"


A : “Anjis, nyeri goblog...”

B : “Yeee, kalem heula, naha bisa parah kieu sih?”

A : “Biasa we lah, aink ngaliwat si eta na melongkeun kitu, nya geus we hajar langsung”

B : “Naha maneh nu cilaka, kan maneh nu ngahajar?”

A : “Enya, tapi pas loba barudakna, urang sorangan”

B : “Tolol siah, geus nyaho lobaan naha di serang?”

A : “Nya panas we, keur ngaliwat naek motor teh, ditingalikeun, kumaha teu ngenes?”

B : “Barudak mana sih?

A : “Teuing lah, jigana mah nu kamari ribut jeung si Jek, soalna bendera na sarua”

B : “Keur naraon manehna?

A : “Mabok we biasa, da loba botol kitu lah”

B : “Trus kumaha, bales wae kitu? Kedeung deui oge ngarumpul, langsung we berangkat”

A : “Enya lah, serang balik, rek mawa sabaraha motor? 10 motor cukup mereun?”

B : “Cukup lah, samurai kumaha? mawa teu? Stik bisbol aya oge kan?”

A : “Kalem we, samurai mah, si Otong aya stok, nu kamari kan dicokot polisi anjink eta.”

B : “Si Otong mah babehna aparat, jadi gampang pistol oge aya lah”

A : “ Ai si Codet kamana? Perasaaan aya kasus kamari teh?”

B : “He eh, pas keur konvoy minggu kamari teh, ditangkep gara gara ngarusak Minimarket”

A : “Naha Minimarket diserang? Aya musuh kitu?”

B : “Teu, iseng we bari ngejarah roko jeung nginum mah lumayan kan”

A : “Ah koplok si eta mah atuh, geus nyaho aya CCTV, nekat keneh”

B : “Geus nginum we, si eta mah kan rehe kalo mabok”

A : “Eh, ospek budak anyar jadina dimana?”

B : “Si Bos mah kemari bebeja, paling ti dieu ka Pangandaran lah”

A : “Lampu jeung rem dicabut, jiga biasa?”

B : “Iya lah, eta mah kudu, trus dibates waktunya ayeuna mah mah”

A : “Geblek, mun aya nu paeh kumaha?

B : “Ah bae we, nya resiko, mun rek gabung kudu gede wani”

A : “Bener oge, trus ngke diditu di gelut keun, jiga taun kamari?”

B : “Jigana mah kitu, kumaha si Bos we lah”

A : “Sip lah rame mun kitu. Anjink... Perih, lalaunan atuh”

B : “Tuh geus beres, ganti duit aink keur meuli perban jeung Betadine ah”

A : “Nyantai we, rek malak budak SMP heula, ngke dibayar lah, mun meunang loba”

B : “Bener siah nya? Eh tah, barudak datang, hayu ah langsung, Tonk poho eta Bir dibawa”

A : “Sip, hayu”




diinspirasi dari maraknya geng motor di kota Bandung yang sempat berulah di hari jadi Kota Bandung yang Ke-200 pada tanggal 25 September 2010

bagi yang kurang mengerti bahasa sunda bisa di lihat disini edisi bahasa indonesia

Saturday, September 25, 2010

Day #10 "Pergilah..."

Kau datang sesukamu, biarpun aku tak ingin menemuimu.
Kau datang tanpa basa basi, dan langsung saja mengikutiku. Kan sudah kubilang aku tak ingin bertemu denganmu.

Kenapa kau tetap bersikukuh?
Aku tak tau apa maumu sebenarnya?

Begitu banyak yang mencintaimu dan mengharapkan kau mendatanginya, tapi kenapa kau malah datang kepadaku?

Bukannya aku tak menyukaimu, bukannya aku membencimu.
Tapi tolong, mengertilah...
Mengertilah, untuk saat ini aku tak bisa...

Sekali lagi kau bertanya dengan kilatan matamu “Apa salahku?”
Ah... Kau tak mengerti.
Kau terlalu egois untuk menyadari alasan ku tak menginginkanmu untuk saat ini.

Pergilah...
Pergilah ke tempat dimana semua memujamu...

Pergilah...
Pergilah ke tempat dimana dirimu dibutuhkan...

Pergilah...
Pergilah ke tempat dimana kau disanjung.

Pergilah...
Pergilah sekarang, aku tak menginginkanmu saat ini...



ditulis di kamar, samping jendela, sambil memandang hujan di luar yang menyebalkan, dan menghambatku beraktivitas...

Friday, September 24, 2010

Day #9 "Hilangnya Mosimosi (Bagian 2)"

cerita sebelumnya


Mukimuki sedang berpikir bagaimana cara memasuki gua tersebut tanpa membangunkan ular belang tersebut. Tiba tiba dia menyadari bahwa Lupalupa biarpun pelupa nya dia punya bakat yang mampu membuat orang terkagum kagum.

Mukimuki : Lupa, apakah kau membawa seruling mu?

Lupalupa : ya aku selalu membawanya, ini adalah hadiah terakhir dari kakekku sebelum dia meninggal, kenapa memangnya?

Gorigori : apa kau akan memukul ular itu sampe pingsan Muki?

Mukimuki : tentu saja tidak, Lupa akan memainkan sebuah lagu dengan seruling itu, dengan demikian semoga saja si ular menikmati dan terlelap tidurnya, baru lah kita mengendap endap melompati badannya yang menghalangi pintu gua tersebut.

Lupalupa : bagaimana jika dia terbangun? Dan menggigitku? (ketakutan)

Gorigori : ya itu sudah nasibmu, he he he...

Lupalupa : sialan kau, Gori.

Mukimuki : sudah kau coba dulu saja lah.

Akhirnya Lupalupa memainkan serulingnya, nadanya mengalun begitu lembut dan damai. Landak Gorigori pun hampir tertidur jika Gorigori tak menyenggol badannya, alhasil kaki Gorigori sedikit tertusuk durinya. Terbukti alunan seruling Lupalupa memang hebat, tak lama si ular belang pun lebih melingkarkan badannya lagi dengan posisi kepala di dalam. Mukimuki dan kawan kawannya kemudian mengendap endap sambil melompati badan si ular belang sambil berhati hati. Mukimuki masuk lebih dulu, diikuti oleh Gorigori, terakhir Lupalupa. Tapi dasar pelupa, tiba tiba saja Lupa menghentikan tiupan serulingnya dengan mendadak diikuti bunyi melengking kencang dari serulingnya.

“Ngiiiiik”

Thursday, September 23, 2010

Day #8 "Otak ku Penuh Dengan Komputer"




Otak ku penuh dengan My Document yang selalu ku buka saban hari

Otak ku penuh dengan berbagai macam hal, ingin ku susun dengan klik perintah Defragment pada folder System Tools

Otak ku penuh dengan Temporary File yang harus ku Disk Cleanup

Otak ku penuh dengan History file file yang pernah kubuka sebelumnya

Otak ku penuh dengan Old Prefetch Data yang ingin ku Delete Permanently

Otak ku penuh dengan sampah, ingin ku klik control + A dan ku delete semua ke Recycle Bin

Otak ku penuh dengan File file unduhan dari berbagai macam Browser nyata

Otak ku penuh dengan MP3 file yang berteman baik dengan Winamp sesungguhnya

Otak ku penuh dengan My Picture yang selalu ku unggah ke situs jejaring sosialku

Otak ku penuh dengan ribuan kata kata yang selalu ku kirim lewat Messenger lisan

Otak ku penuh dengan semuanya dan kuingin klik Refresh untuk menyegarkannya

Otak ku penuh dan lelah saatnya ku tekan tombol Shut down


sebuah tulisan di kala writer's block...

Wednesday, September 22, 2010

Day #7 "Hilangnya Mosimosi (Bagian 1)"



Semenjak Mukimuki selalu bermain dengan teman-teman barunya dan juga kegiatan sepakbolanya yang menyita waktu. Mukimuki hampir tidak pernah bertemu dengan Mosimosi. Mukimuki selalu sibuk dan asyik dengan kegiatan barunya. Melihat ini ibunya Mumimumi merasa aneh, dia heran Mosimosi tidak pernah datang bermain. Ayahnya Mupamupa pun merasa aneh. Kemudian mereka menanyakannya kepada Mukimuki di saat sarapan pagi.

Mumimumi : Muki, akhir akhir ini ibu tidak pernah melihat Mosimosi kemari, kemana dia?

Mupamupa : iya, ayah juga tidak pernah melihat kalian lagi bermain ke ladang bawang?

Mukimuki : aku tak tahu, mungkin dia sibuk dengan kegiatan sekolah, aku kan tidak sekelas dengannya.

Mumimumi : apakah kalian tidak pernah bertemu di sekolah?

Mukimuki : tidak bu, setiap pulang sekolah aku selalu berlatih sepakbola hingga sore hari bukan?

Mupamupa : setidaknya datanglah berkunjung ke rumahnya.

Mukimuki : hmm.... baiklah ayah besok aku tidak ada latihan, sepulang sekolah aku akan ke rumah Mosimosi, lagipula aku ingin mencicipi pai bawang buatan Nenek Norinori.

Mumimumi : baguslah nak, kalau begitu.

Tuesday, September 21, 2010

Day #6 "Mukimuki Dan Sepakbola"



Pagi itu, sebelum Mukimuki berangkat ke sekolah.


Mukimuki : Buuuu !!! aku berangkat dulu yaaaa (seperti biasa berlari, kali ini membawa bola)


Mumimumi : MUKI !!! sarapan dulu !!!


Mukimuki : tak sempat bu !!!


Ibunya hanya geleng geleng kepala. Sudah seminggu ini, Mukimuki selalu saja bermain sepakbola bersama teman teman barunya. Dia selalu pulang sore hari dengan badan kotor sehabis bermain sepakbola, hari hujan pun tak menghalangi Mukimuki bermain sepakbola. Walaupun ayahnya memarahinya gara gara pulang dengan badan penuh lumpur, tapi tetap saja Mukimuki membandel.

Tak lama kemudian, Mosimosi datang.


Mosimosi : Mukimuki ada bibi?


Mumimumi : wah, dia sudah berangkat tadi, sepertinya buru-buru sekali. Apakah sekolah dimulai lebih awal?


Mosimosi : tidak bi, sekolah dimulai pukul 8 seperti biasa, ya sudah aku berangkat sendiri saja ya bi? (mukanya terlihat kecewa)


Mumimumi : baiklah Mosi, hati hati ya...


Mosimosi : terima kasih bi...

Akhirnya Mosimosi berangkat ke sekolah sendirian, sejak Mukimuki sering bermain sepakbola dengan teman teman laki-lakinya. Mosimosi seperti kehilangan Mukimuki. Saat pulang pun dia selalu menunggu Mukimuki untuk pulang bersama. Tapi Mukimuki selalu bermain sepakbola bersama teman temannya sepulang sekolah.

Monday, September 20, 2010

Day #5 "Sekolah Mukimuki"


Hari ini adalah hari senin yang sangat ditunggu-tunggu oleh Mukimuki. Inilah hari pertama Mukimuki bersekolah, dia sudah sangat tak sabar ingin pergi ke sekolah dan bertemu teman-teman baru, guru baru, dan belajar mengenai hal-hal yang baru. Sepertinya akan sangat menyenangkan. Tak heran Mukimuki sangat bersemangat hari ini, sejak pagi dia sudah bangun dan mandi, saat ini dia sedang sarapan bersama ayah dan ibunya.

Mukimuki : ayah, ibu siapakah yang akan mengantarku ke sekolah pada hari pertamaku ini?

Mupamupa : sepertinya ibumu nak, ayah harus ke ladang hari ini.

Mumimumi : ibu akan mengantarmu nak, apakah kau sudah menyiapkan segala keperluanmu?

Mukimuki : sudah bu, sejak malam aku sudah selesai menyiapkan peralatan sekolahku, wow, aku benar-benar tak sabar untuk bersekolah, pasti akan menyenangkan memiliki teman-teman baru.

Sehabis sarapan Mukimuki berangkat ke sekolah dengan diantar oleh ibunya.
Sekolah nya terletak di atas bukit tak jauh dari ladang bawang milik ayahnya. Mereka berangkat bersama dan ayahnya berbelok menuju ladang bawang, sedangkan Mukimuki terus berjalan bersama ibunya ke atas bukit.

Sunday, September 19, 2010

Day #4 "Mukimuki Dan Tuan Katak"



Hari ini hari minggu yang cerah, waktunya bermain sampai puas. Begitu pula dengan Mukimuki, dia sejak pagi sudah mandi dan sarapan. Mukimuki mengenakan pakaian berwarna biru, dengan sepatu kets hitam. Dia berjanji mengajak Mosimosi untuk bermain ke sungai di dekat ladang bawang milik ayahnya, Mosimosi akan datang sekitar pukul 8 pagi, dan sekarang sudah pukul 8 kurang 5 menit.

Mukimuki menunggu di dalam sembari menunggu ibunya menyiapkan bekal untuk makan siang mereka di ladang nanti. Ibunya menyiapkan kue kesukaan Mukimuki yaitu kue kering rasa bawang dan roti isi telur dengan irisan bawang bombay di dalamnya, tak lupa mengisi botol minuman dengan jus jeruk yang menyegarkan.

Tak lama kemudian, pintu diketuk.

Mukimuki : itu pasti Mosimosi, aku membukakan pintu dulu ya bu?

Mumimumi : ya nak, bekalmu juga sudah hampir siap, ibu akan membawakannya ke depan.

Mukimuki berlari ke depan untuk membukakan pintu. Di depan sudah menunggu Mosimosi, dia mengenakan pakaian berwarna hijau dengan pita jingga nya yang selalu menempel di kepalanya, dengan sepatu kets yang juga sewarna dengan pakaiannya dan tas kecil di punggungnya serta botol minum yang tergantung di bahunya.


Saturday, September 18, 2010

Day #3 "Hadiah Untuk Mukimuki"

Pagi itu di halaman depan rumah terlihat sesosok bocah berkepala seperti bawang, sedang berlari lari riang, kadang mengejar tupai, atau mencoba menangkap kupu kupu yang hinggap di pucuk bunga lily yang berwarna putih itu. Sesekali dia terjatuh ketika berlari mengejar burung yang terbang seketika ketika dia mendekat.

Di balik jendela rumah tersebut sepasang mata memandangi si bocah sambil tersenyum. Dia adalah ibu si bocah yang sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya. Sedangkan si suami sedang bersiap untuk pergi ke ladang bawang.


Mupamupa : kenapa kau tersenyum senyum begitu istriku?

Mumimumi : ah tidak, aku hanya senang melihat anak kita selalu sehat dan ceria seperti itu, sayang dia selalu bermain sendiri. Di sekitar sini tak ada yang seusia dengannya.

Mupamupa : tentu saja, bawang merah dan bawang putih kan memang baik untuk kesehatan, mengenai teman bukankah tahun depan dia masuk sekolah, aku yakin dia akan mendapatkan teman yang seusia.

Mumimumi : benar juga tapi kau ini mentang2 tanaman di ladangmu bawang semua selalu saja mengkaitkan segala sesuatu dengan bawang.

Mupamupa : enak saja kau bicara, itu kan warisan dari ayahku, kau pikir dari mana kita bisa hidup, jika tidak dari ladang bawang itu?

Mumimumi : iya2, sudah sana kau sarapan dulu, aku sudah menghidangkan semangkuk sup bawang dan segelas jus jeruk di meja makan.

Mupamupa : ngomong ngomong apa kau sudah menyiapkan kue ulang tahun untuk anak kita? Bukankah hari ini dia berulang tahun?

Mumimumi : sudah, aku membuatnya semalaman tadi, dia pasti akan menyukai warna ungu dan hiasan berbentuk tupai pada kue itu.

Mupamupa : baiklah akan kita rayakan begitu aku pulang kerumah sore nanti, sekarang kau panggil anak kita untuk sarapan bersama juga.

Sang ibu kemudian keluar dan berteriak memanggil anak kesayangannya.

Friday, September 17, 2010

Day #2 "Lahirnya Mukimuki"

Di kejauhan terlihatlah pasukan burung yang sedang berbaris. Komandan pasukan burung tersebut memimpin di depan sambil membagikan peta dan buntalan kepada masing masing pasukannya. Dia kemudian memanggil nama pasukannya satu persatu. Dari nomor 1 sampe nomor 16, dan pada saat dia memanggil nomor 17, hening seketika tak ada yang menjawab. Sang komandan kemudian berteriak memanggil kembali.


Komandan : NOMOR 17 !!!


Tak ada yang menjawab


Komandan : NOMOR 17, DIMANA KAU !!!


Dari jauh terlihat seekor burung terbang dengan tergesa gesa sambil memakai seragamnya yang bertuliskan angka 17

Nomor 17 : Saya komandan !!! Maaf Terlambat, Saya Lupa Kalo Hari Ini Hari Kelahiran

Komandan : DASAR BODOH KAU !!! SEKALI LAGI KAU TERLAMBAT KUJADIKAN BURUNG GORENG !!!

Nomor 17 : iiya komandan, maaf, (dengan wajah menyesal dan segera mengambil peta dan buntalan)

Komandan : Baiklah kalian semua SIAAAAAAAAAAAP !!!
Pasukan : SIAAAAAP KOMANDAAAAAN !!!

Komandan : Bersiap !!! Ambil Posisi !!! Berangkaaaaaaat !!!

Thursday, September 16, 2010

Day #1 A Beginning

Well, hari ini pertama saya dikasih tau sama seorang yang bentuknya bulet gak karuan bernama Byusyem. Dia temen SD saya dulu, dan entah kenapa dari dulu ya tetep bulet bulet aja.

Dia tiba tiba mention twitter saya, dan nanya :

Byusyem : Yas YM lu apaan?
Saya : Perasaan dulu udah di add deh, ya udah gw add lagi dah...
Byusyem : oh iya, udah gw aja gak pernah buka YM, hehehe (tanpa dosa)
Saya : gembel lu, ya udah ada apaan?
Byusyem : ini mau nanya tentang blog, gimana sih pasang twitter update di blog?
Saya : ada koq aplikasinya di blogspot nya sendiri
Byusyem : oh iya, trus klo bikin "read more" di blog gimana, biar gak panjang2 di home
Saya : ada koq caranya di blog orang, nih gw kasih sumbernya
Byusyem : oh thanks tar gw pelajari dulu
Saya : emang buat apaan sih? koq mendadak rajin nulis?
Byusyem : ini ikutan #30harimenulisblog
Saya : apaan tuh?

Dan mulailah dia bercerita panjang lebar sesuai bentuk badannya yang juga lebar, jadi ceritanya ada 2 orang yang berperan dalam menggalakan program #30harimenulisblog ini, yaitu Theorisia Rumthe pemilik blog perempuansore dan Maradilla dengan blognya brainmelosa. Mereka lah orang yang berjasa dalam membuat program ini.

Pada intinya program ini dibuat untuk agar orang orang menulis dan berkomitmen untuk menyisihkan waktunya sehari saja untuk membuat 1 postingan.
Kenapa?
Soalnya dengan adanya situs situs jaringan sosial macam Facebook dan Twitter, membuat orang malas untuk menulis panjang, twitter saja hanya membatasi sebanyak 140 karakter. Dengan kata lain membatasi kreatifitas dan ide seseorang yang luas dan bebas.

So, at least mulailah saya ikut andil dalam program ini, dengan harapan menumbuhkan dan mengembangkan keinginan saya dalam menulis. Saya gak peduli apakah tulisan saya bagus atau tidak, yang penting saya menulis karena saya suka dan tulisan adalah salah satu media buat saya dalam bercerita.

nb : kegiatan saya ini saya posting dalam kategori #30harimenulisblog