pagi ini hujan tak kunjung henti sejak semalam
tapi dia tak juga jera menggodaku
dia mengimingi-imingi sebuah kejayaan
aku tak bergeming
dengan kata-kata manisnya dia menawariku kehormatan
aku tetap diam
mulut manisnya terus mengatakah bahwa aku perlu kekayaan
aku teguh pada pendirianku
dan akhirnya Realita bertanya padaku,
"apa kau yakin tak akan mengubah pendirianmu ?"
"tidak" jawabku, "aku adalah seorang putra dari Idealisme"
terkadang seorang idealis menyerah pada realita padahal idealisme adalah harta yang paling mewah untuk sebuah jiwa yang muda
No comments:
Post a Comment